Histori Peradaban dan Perkembangan Islam era-Kalsik
Judul buku : SEJARAH KELAHIRAN, PERKEMBANGAN DI MASA KEEMASAN PERADABAN ISLAM
Nama Penulis : Munir Subarman
Kota terbit : Sleman, Yogyakarta
Nama penerbit : CV Budi Utama
Tebal buku : 396 halaman
ISBN buku : 978-602-280-20
Presensi : Putri Cahyaningrum [25] – SA 1 C
H. Munir Subarman, lahir pada tanggal 02 Januari 1951,
Ia merupakan penulis dari buku yang berjudul ”Sejarah dan Kelahiran, Perkembangan
di Masa Keemasan Peradaban Islam”, tidak hanya itu Ia juga menerbitkan banyak
buku keislaman seperti Risalah Hayatu al-Mujtama, Studi history al-Kahfi dan
masih banyak lagi. Jujur saja ini bukan pertama kalinya saya membaca karya yang
dihasilkan H. Munir Subarman. Dari buku yang pernah Saya baca “Studi History
al-Kahfi” sampai buku “Sejarah dan Kelahiran, Perkembangan di Masa Keemasan
Peradaban Islam” Saya merasa sangat semangat dalam membaca karya beliau, karena
cara penulisan dan penyampaian sangat ringan, detail dan lengkap.
Untuk buku karya H. Munir Subarman yang terakhir kali
saya baca yaitu ”Sejarah dan Kelahiran, Perkembangan di Masa Keemasan Peradaban
Islam” memiliki 396 halaman yang di dalamnya ada sambutan dari Prof. Dr. H.
Maksum Mushtar, MA , Kata pengantar dari penulis , 6 pembahasan sejarah Islam,
daftar pustaka , soal-soal dan profil penulis. Buku ini merupakan pembahasan
sejarah Islam yang ditulis lengkap dari masa pra-Islam sampai ke masa kejayaan.
Buku ini di terbikan pada tahun 2019 yang dibantu oleh para dosen dan juag
peneliti guna untuk mengupas sejarah Islam. Hasil dari penelitian buku ini
berdasarkan penelitian studi literatur. Kajian yang ada didalam buku ini juga mengonsentrasikan
perhatian pada apa yang dapat disebut sebagai perkembangan-perkembangan
internal dalam agama dan kebudayaan Islam.
Dijelaskan di dalam buku bahwa
peradaban Islam berada di Jazirah Arab. Sebelum Islam datang (pra-Isalam),
manusia berada dalam kegelapan. Mereka ( orang-orang jahiliyah ) sering
menumpahkan darah dengan berperang sesama kaum, antar kabilah dengan kabilah,
antara kaum dengan kaum. Namun setelah Nabi Muhammad di angkat menjadi Rasul
dan menjadi pemimpin agama Islam Jazirah Arab menjadi bangsa yang bersinar.
Pengaruh Islam di tanah Arab telah merombak total segala aspek kehidupan bangsa
Arab di budaya, agama dan alam pikiran mereka. Telah terjadi revolusi dalam
dunia pemikiran bangsa Arab secara fundamental, perubahan itu secara langsung
dan tidak langsung.
Jazirah Arab atau Arabiah merupakan nama negara yang
dinamakan karena kondisinya dikelilingi oleh padang pasir. Agama Islam lahir di
daerah Jazirah Arab yang terletak diantara 3 benua yaitu Asia, Afrika dan
Eropa. Jazirah Arab tidak hanya dikelilingi oleh lautan padang pasir tapi juga
dikelilingi dan dipenuhi dengan gunung-gunung dan bebatuan besar dan menjulang
tinggi. Luas Jazirah Arab kurang lebih 120.000 mil persegi. Secara garis besar
Jazirah Arab dibagi menjadi 3 bagian yaitu Arabia Petrix, Arabia Deserta dan
Arabia Felix. Bangsa Arab yaitu salah satu dari bangsa Samiah. Bangsa ini
dianggap sebagai keturunan Sam ibn Nuh A.S. Bangsa Arab sendiri dibedakan
menjadi 3 golongan yaitu Arab al-Baidah, Arab al-Muta’arribah dan Arab
al-Musta’ribah. Akan saya memperjelas mengenai pembahasan dari golongan Bangsa
Arab.
1. Arab al-Baidah
adalah Bangsa Arab yang telah dimusnahkn oleh Tuhan, mereka merupakan keturunan
dari Iram ibn Sam ibn Nuh A.S.
2.
Arab
al-Muta’arribah adalah Keturunan dari Jurhum ibn
Qhathan ibn ‘Abar yang disandarkan kepada Nabi Hud As. bertempat tinggal di
Yaman atau Hijaz.
3.
Arab
al-Musta’ribah adalah keturunan Nabi Ismail ibn
Ibrahim yang berasal dari Babilonia kota Ur
Dari 3 golongan bangsa Arab tersebut Arab
al-Musta’ribah adalah yang termasyhur. Di dalam golongan Arab tersebut ada
beberapa bani dengan kekuasaan yang mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Didalam
suku ada juga suku-suku yang merupakan penggerak dari Bani, bahkan suku-suku
merupakan pendukungnya. Pemerintahan pada masa pra-Islam ada 2 macam yaitu,
bentuk kerajaan dan bentuk kabilah. Kerajaan tertua pada masa pra-Islam yaitu
‘And,Tsamud dan Amaliqah. Setelah itu banyak kerajaan-kerajaan yang berdiri
yang ditemukan, Pada maa itu Arab merupakan campuran dari kerajaan Eropa juga.
Hijaz adalah kota yang sudah teratur di tanah Arab. Kota Arab sebelumnya telah
kedatangan Bani Ibrahim beserta keluarganya dan terjadilah perkawinan antara
Ismail dan Putri Jurhum, maka kota Mekkah jatuh ditangan Bani Huzaah sampai
pertengahan abad ke-5 M. Pada saat itulah Nabi Ibrahim mendirikan baitullah
sehingga Kota Mekkah menjadi Kota yang masyhur di tanah Hijaz. Bahkan Orang-orang
dari penjuru Jazirah Arab pun berdatangan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah
Haji dan ziarah ke Baitullah, karena itu lama-kelamaan Mekkah menjadi pusat
perniagaan.
Sistem pemerintahan di Hijaz cukup berkembang, ada
pembentukan diwan (dewan) yang memiliki urusan-urusan yang diperlukan dalam
pemerintahan. Dewan tersebut terdiri dari 6 yaitu Al-Siqayah untuk mengurus air minum rakyat, Al-Rifadah untuk mengurus makanan rakyat, Al-Hijabah untuk mengurus segala urusan yang berurusan dengan Ka’bah,
Al-Nadwah untuk mengurus
undang-undang negeri, Al-Qiyadah
untuk mengurus keamanan dan ketentraman negeri dan yang terakhir ada Al-Liwa’ untuk mengurus bendera
pemerintahan gunanya untuk mengirim simbol atau panji-panji disaat ada ancaman
ataupun adanya peperangan. Pemerintahan Hijaz membentuk 15 Majelis yang tiap
majelis tersebut dipegang atau diketuai oleh seorang dari pemuka Quraisy,
majelis tersebut dibentuk pada masa pemerintahan Abu Manaf. Dalam bidang
ekonomi negara Hijaz cukup baik dalam bidang perdagangan, pertanian,
perkebunan, peternakan bahkan perniagaan.
Pada masa pra-Islam masa ini juga disebut dengan masa
jahiliyah, dimana sebuah masyarakat tidak mengenal peradaban Islam yang membawa
cahaya bagi kehidupan, ditanah inilah mereka sering menumpahkan darah dengan
berperang sesama kaum, anatar kabilah dengan kabilah, antara kaum dengan kaum.
Bangsa tersebut merupakan negara yang saling bersaing yang pada ujungnya
menimbulkan perang. Banyak perang yang terjadi seperti perang Basus, perang
Dahis, perang Fijar, dan masih banyak lagi. Sebelum datangnya Islam di Arab
masyarakat memiliki kepercayaan pada roh nenek moyang mereka dan mengembangkan
agama seperti Agama Shabiah ( menyembah matahari dan bintang), Agama Yahudi (
berasal dari Israel ), Agama Nasrani ( berasal dari Palestina ), Agama wastan (
penyembah berhala , tahayul dan adat kebiasaan Bangsa Arab dan yang terakhir
yaitu tradisi Arab pra-Islam.
Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW melalui
wahyu yang diturunkan beransur-ansur melalui Malaikat Jibril. Nabi Muhammad
merupakan keturunan Bani Hasyim yang cukup disegani di Jazirah Arab. Nabi
Muhammad merupakan putra dari Abdullah dan Aminah. Ia dilahirkan pada tanggal
12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah, dengan keadaan yatim. Kehidupan Nabi Muhammad
berjalan dengan baik dan pada akhirnya Ibunya meninggal dunia lalu Nabi di asuh
oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Abu Thalib sangat menyayangi Nabi melebihi
anaknya sendiri. Pada usia 4 tahun Nabi di asuh oleh keluarga Bani Sa’ad karena
tradisi. Pada umur 12 Nabi ikut pamannya berdagang di luar negeri,sekaligus
menambah wawasannya. Pada usia 20 Tahun, Nabi berpartisipasi dalam masyarakat
bahkan ikut perang antar Quraisy dan Qais. Di umur 25 Nabi menikahi Khadijah
dan berdagang. Dan pada usia 35 tahun, Nabi dapat menyelesaikan pertikaian
dalam mayarakat yang sampai menyebabkan pertumpahan darah. Dari kecil Nabi
Muhammad memang terhindar dari perbuatan buruk dan mungkar, keluhuran dan
ketinggian akhlak Nabi Muhammad sampai disebutkan didalam Al-Quran (Q.S
al-Qalam [68]:4)
Nabi Muhammad merupakan pemimpin yang memiliki bakat
dan pengetahuan yang luas serta akhlak yang baik. Nabi Muhammad memiliki tugas
untuk menerima dan mengamalkan wahyu yang turun, wahyu turun melalui Malaikat
Jibril. Setelah Nabi Muhammad mendapatkan wahyu, Ia mulai berdakwah yang
awalnya secara diam-diam lalu terang-terangan. Semua itu butuh proses dari
berjalannya dakwah. Banyak rintangan yang dihadapi nabi Muhammad, bahkan tak
sering kali Nabi Muhammad mendapatkan perlakuan yang buruk dari kaum Quraisy
yang bahkan mempunyai niat untuk membunuh Nabi. Nabi selalu berjuang untuk
Agama Islam, Nabi dan para sahabatnya berusaha sekeras tenaga untuk menggenggam
erat agama yang suci ini. Perjuangan Nabi dan para sahabatnya tidak sia-sia,
penduduk mulai berbondong-bondong masuk ke agama Islam. Bahkan penduduk Yasrib
juga telah masuk agama Islam,dan membuat orang-orang kafir Quraisy semakin
gencar bahkan membuat orang Islam hijrah ke Yasrib secara diam-diam dan mendirikan
masjid untuk pertama kalinya di Yasrib serta membangun negeri Islam yang
memiliki pemerintahan, ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan banyak
fasilitas yang mulai di bangun untuk memenuhi kebutuhan negeri Islam.
Undang-undang dan piagam mulai dibuat untuk mengatur
negeri tersebut. Sistem kepemimpinan Nabi selalu menganut pada wahyu dan
berpegang teguh kepada pembinaan Malaikat Jibril, yaitu tertuju pada pribadi,
sesama manusia dan pribadi terhadap Tuhan. Nabi Muhammad selalu memperhatikan
strategi dan wilayah serta struktur dakwah dalam melaksanakan pembentukan
pembinaan pengembangan ajaran agama Islam. Islam berkembang dengan pesat,
bahkan Islam memiliki Jihad yang menurut kebudayaan Islam, itu merupakan
tindakan pengaman yang bertujuan untuk perdamaian abadi dalam jangka waktu
jauh.
Pengaruh Islam di tanah Arab telah merombak total
segala aspek kehidupan bangsa Arab di budaya, agama dan alam pikiran mereka. Telah
terjadi revolusi dalam dunia pemikiran bangsa Arab secara fundamental,
perubahan itu secara langsung dan tidak langsung. Dulu bangsa arab menyembah
berhala (patung), masyarakat arab mempercayai kemusyrikan tersebut dan
diperparah dengan kepercayaan terhadap khurafat dan tahayul. Namun Islam
membawa cahaya terang bagi Jazirah Arab untuk keluar dari kemusyrikan tersebut.
Islam juga mampu merombak kehidupan bangsa Arab dan seluruh pemeluknya.
Pengaruh pada seni dan budaya juga dirasakan di masyarakat yaitu menonjolnya
karakteristik Islam dapa karakter Arab seperti timbulnya kesadaran akan
disiplin, ketaatan pemimpin, pengakuan akan HAM dan lain-lain. Seluruh
kehidupan dan kebudayaan di Jazirah Arab telah diwarnai dengan adanya Islam.
Atau kata lain Islam telah berkembang di Jazirah Arab. Masyarakat Islam juga
lebih bersinar terang setelah adanya Islam, saling memiliki toleransi yang kuat
dari pada masa pra-Islam. Tidak hanya itu, ilmu pengetahuan juga semakin
berkembang. Dorongan ilmu yaitu dari al-Quran maupun al-Hadist yang merupakan
sumber utama dan pegangan pokok ilmu pengetahuan.
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal
12 Rabi’ulawal 11 H/8 Juni 632 M, yang membuat umat Islam bingung karena
pemimpin Islam telah meninggal dunia serta dilanda duka cita mendalam di hati
umat Islam. Adanya masalah tentang siapakah yang menggantikan Nabi Muhammad SAW
menjadi penyebab ketegangan yang berkepanjangan, sebab ada 3 golongan yang
berhak menduduki kepimpinan tersebut yaitu Anshar, Muhajirin dan Keluarga
Hasyim. 3 golongan tersebut mencalonkan 1 orang sebagai pemimpin lalu mengambil
tindakan tegas dan memilih Abu-Bakar. Abu bakar terpilih karena beliau adalah
orang yang pertama kali masuk Islam, orang yang tertua, selalu mendampingi
Nabi, dan banya hal yang membuat Abu-Bakar pantas untuk menjadi Khalifah umat
Islam yang baru setelah Nabi Muhammad SAW.
Khalifah adalah seseorang yang
mengikuti di belakang orang lain dan menggantikan di tempatnya karena meninggal
dunia, karena tidak mampu atau karena alasan-alaan lainnya. Khalifah menjadi
pemimpin persoalan yang berkenaan tentang masalah keagamaan dan dunia sebagai
pengganti Nabi. Bentuk pemerintahan Khalifah ini berupa republik dan monarki.
Repubik merupakan satu sistem di mana Kepala Negara dipilih secara langsung
atau tidak langsung oleh rakyat dan undang-undangnya ditentukan menurut
al-Quran. Sedangkan sistem monarki parlementer adalah sistem yang Kepala Negara
silih berganti dari satu keluarga atau dinasti yang disahkan dengan bai’ah
dengan ahl al-ahli al-aqdli, wakil-wakil rakyat atau DPR. Yang menjadi Khalifah
awal yaitu Abu-Bakar ash-Siddiq, Umar bin Khathab dan Usman bin Affan. Pemimpin
dipilih berdasarkan kriteria yang terpenuhi dan yang mampu memimpin umat Islam
dengan baik. Banyak hal yang berkembang pada masa awal Khalifah dari 3 pemimpin
(khulafa al-Rasyidin) tersebut. Mulai dari kebijakan, politik, ekonomi, budaya,
pendidikan dan masih banyak lagi yang terus dikembangkan dari kepemimpinan yang
baru. Pada masa khulafa al-Rasyidin ada 3 bidang pengetahuan yang menonjol
yaitu ilmu agama, tarikh dan filsafat. Ilmu agama membahas tentang
masalah-masalah agama seperti al-Quran, ilmu Qira’ah, Tafsir, ilmu Hadist dan
Fiqih. tarikh adalah ilmu yang membahas dan mengumpulkan data sejarah, kisah
dan riwayat, Tarikh lahir terdorong dari faktor agamis, sosiologis dan
kultural. Yang terakhir yaitu ilmu
filsafat, ilmu ini berkembang pesat pada masa Daulah Abasyiah sehinga dapat
membangun intelektual Islam sampai pada puncaknya.
Perkembangan seni dan budaya tidak dapat
lepas dari gaya hidup dan situasi masa itu. Permulaan kehidupan masyarakat
masih sederhana dan diikuti semangat jihad dan berdakwah. Pada awalnya Islam
melarang seni karena menuju kemusyrikan namun sejalan dengan berjalannya waktu,
seni mulai diperbolehkan dan melahirkan karya seni yang berpadu antara budaya
Arab, Pars, Romawi dan lain-lain (akulturasi). Seni membawa pengaruh dan
mewarnai perkembangan seni budaya Islam seperti tauhid, masjid dan al-Quran.
Tauhid mengembangkan seni lukis yang menggambarkan dan memahat. Masjid melahirkan
beberapa seni bangunan dan dekoratif, masjid juga dijadikan tempat untuk
menumpahkan rasa keindahan dan keagungan. Al-Quran melahirkan seni yang
beraneka macam antara lain, kaligrafi dan mendendangkan dengan suara indah.
Banyak sekali pengaruh seni terhadap perkembangan Islam, khususnya bagi bangsa
Arab.
Daulah Umayyah adalah seorang pemimpin kabilah Quraisy di zaman Jahiliyah. Daulah Umayyah memiliki posisi penguasa Islam setelah Khulafa ar-Rasyidin. Jabatan bani Umayyah di awali dari diangkatnya menjadi Gubernur yang mengkordinir Syam, sehingga Bani Umayyah menanamkan pengaruh kekuasaanya terhadap penduduk Syam dan sekitarnya. Bani Umayyah memiliki ambisi untuk menjadi Khalifah, dan yang akhirnya tercapai. Pada masa ini dipindahkanlah pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus dan mengganti sistem politik dan pemerintahan yang bersifat monarki absolut. Pemerintahan Dinasti bani Umayah ini berkuasa dengan cara turun temurun. Dalam sosial kemasyarakatannya bani Umayyah melahirkan 3 lapisan yaitu,
Bangsa arab
memiliki strata tertinggi, hanya orang Arablah yang dapat menduduki jabatan
pemerintahan.
Kaum
Muslimin non Arab (Mawali), strata ini tidak boleh mendudukijabatan
pemerintahan, hanya boleh mengerjakan bidang usaha saja.
Ahlu
Dzimmah merupakan golongan yang bukun beragama Islam, tetapi tunduk pada agama
Islam. Golongan ini dikenakan pajak sebagai jaminan keamanan atas diri mereka.
Pergolakan politik pada masa ini
sangat memanas, banyak yang menimbulkan pro dan kontra. Pergolakan politik
tersebut antara golongan syiah,golongan bani Umayyah dan Khawarij. Golongan
tersebut berbeda paham dan berujung peperangan, sehingga dapat memecah belah
dan menimbulkan aliran-aliran yang memiliki pemahaman sendiri-sendiri seperti
aliran Bagdad, aliran Basgrah, aliran Mu’tazilah dan banyak sebagainya.
Golongan Mu’taziah ini sangat berpengaruh, lahirnya golongan ini karena
memiliki peran penting menempati pembahasan ilmu kalam. Karena untuk
mempertahankan kekuasaan Islam yang telah dibangun oleh Khulafa al-Rasyidin,
maka Muawiyah sebagai pendiri Daulah Umayah mempersiapkan tentara untuk
melindungi wilayah-wilayah kekuasaan Islam. Tentara Islam berhasil menunjang
kesuksesan karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti Ketinggian nilai
kehidupan daam ajaran Islam, Doktrin Islam, Semangat juang yang tinggi, penduduk
yang menginginkan kebebasan dari penindasan dan masih banyak faktor-faktor yang
membuat tentara Muawiyah menjadi sukses dan kuat pada masanya.
Untuk Ilmu pengetahuan di zaman ini masih berjalan
sama seperti masa zaman permulaan Islam, karena Daulah Umayah fokus pada
pembangunan pemerintahan, sosial dan budaya. Sehingga dapat memperkuat negara
tersebut dari segala ancaman yang ada. Tapi meskipun begitu ada ilmu baru tapi
belum menuju kesempurnaan. Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu, al-Adab
al-Hadist (ilmu-ilmu baru) dan al-Adab al-Qadimah (ilmu-ilmu lama). Bani Umayah
mencapai masa kejayaannya urang lebih 90 tahun, lalu beransur-ansur mengalami
kemunduran yang disebabkan beberapa faktor diantara nya yaitu hidup yang glamor
sehingga berimplikasi pada pengabaian urusan administrasi negara dan
faktor-faktor pemerintahan lainnya yang tidak dapat ditangani.
Masa Daulah Abassyiah adalah menyatunya golongan yang
tertindas saat masa Daulah Umayah berjaya, golongan tertindas ini menghimpun
kekuatan untuk mengadakan perlawanan terhadap renzim penindasannya. Usaha
menghimpun kekuatan ini sudah dimulai sejak zaman Khalifah Umar ibn Abdul Aziz.
Abdul Abbas merupakan pendiri Dinasti Abasyiah, ia dijuluki sebagai a-Safah
(penumpah darah) karena ia menegakkan kekuasaan dengan kekerasan, namun hanya 4
tahun 9 bulan saja ia berkuasa dan digantikan oleh saudanya Abu Ja’far
al-Mansur. Abu Ja’far adalah ayah bagi segenap Khalifah Abasyiah karena ia
disebut sebagai pendirik dan penegak. Ada 3 tokoh penggerak revolusi Daulah
Abasyiah yaitu Ibrahim al-Imam (pendiri dan penggerak revolusi), Abdul Abbas
al-Saffah (pendobrak kekuasaan Bani Umayah serta proklamator Daulah Abbasyiah)
dan yang terakhir Abu Ja’far al-Mansyur (pengibar panji-panji Abbasyiah serta
memajukan kebudayaan Islam dan mengantarkan pada kebangkitan intelektual
Muslim.
Secara kekuasaan, Daulah Abasyiah tidak seluas
teritorial Daulah Umayah tapi dalam bidang imu pengetahuan, Daulah Abasyiah
telah menjadi lambang puncak kejayaan da keemasan dan kemuliaan Islam.
Pencapaian tersebut diikuti oleh kemajuan dibidang ekonomi, kebudayaan dan
kekuasaan yang bisa dibilang sangat berkembang dari yang sebelumnya. Dalam
pemerintahannya Daulah Abasyiah terbagi menjadi 5 periode yang masing-masing
periode memiliki sejarah menarik dan pemimpin yang berbeda-beda. Daulah
Abasyiah merupakan pemerintahan yang terbuka dan Daulah Abasyiah juga tak lepas
dari bantuan dan dukungan dari Persia. Dalam pemerintahannya Daulah Abasyiah
memiliki 2 periode yaitu pertama, periode
kekuasaan Arab masih dominan dan kedua,
periode setelah pudarnya kekuasaan Arab atas pemerintahannya. Dalam organisasi
pemerintahan kepala negara yang bergelar Khalifah ini tetap dipegang oleh
keturunan Arab. Sejak datangnya pengaruh Turki Saljuk, Khalifah hanya sebagai
lambang (boneka) yang hanya digunakan namanya dalam doa khutbah. Pemerintahan
masa itu dipegang oleh Wazir (menteri). Untuk mengurus tata usaha negara
dibentuklah diwan al-Kitabah dan juga
Rais al-Diwan. Badan yang pengurusan keuangan negara disebut dengan Baitul
al-Mal. Sumber keuangannya yaitu dari al-Zakah, al-Jizyah, al-Fa’i, Ghanimah,
al-Asyur dan al-Kharaj.
Kehidupan beragama di Daulah Abasyiah diberi kebebasan memeluk dan beribadah menurut agama masing-masing. Itu merupakan upaya pemerintah untuk melindungi lembaga ahlu al-Dimmah. Di masa Daulah Abasyiah juga ditemui adanya beberapa aliran yang muncul salah satunya yaitu aliran Murji’ah dan lain-lain. Ditemukan juga aliran-aliran keagamaan sempalan yang hanya berpura-pura masuk Islam yang membawa budaya majusi. Dalam kehidupan sosial budaya penduduk dikelompokkan menjadi 2 yaitu penduduk agama Islam dan penduduk ahlu Dzimmy. Tidak hanya itu adanya stratifikasi sosial membatasi kelas-kelas di masyarakat yaitu,
Pada masa Daulah Abasyiah wanita sederajat dengan kaum laki-laki. Wanita juga berperan sebagai aktifitas sosial. Tidak hanya itu wanita juga ikut serta dalam peperangan. Dalam bidang seni wanita juga ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Wanita banyak menyumbangkan sejarah dan kesastraan tapi pada masa kejayaan Bani Buwaih wanita mulai di pingit dan kedudukan wanita juga merosot, tugas wanita hanya lah mengatur rumah tangganya. Waktu luang hanya untuk memintal dan menenun. Dalam berkembangnya zaman seni juga tak kalah dengan itu, seni berkembang dengan pesat dan juga indah seperti puisis, prosa, novel, seni musik, seni rupa (pahat, ukir, sulam, lukis,) dan seni arsitektur.
Perlu kita ketahui Islam sangat berpengaruh di Eropa
terutama di Spanyol. Di Spanyol kemajuan peradaban tersebut dibangun oleh
peradaban Hispano Arab yang terdiri dari Muslimin, al-Muwalladun, Kristen dan
Yahudi. Spanyol sebelum datangnya Islam (pra-Islam), Spanyol terkenal dengan
rezim yang sangat korup dan kurang berinisiatif. Spanyol memiliki keyakinan
bidat Arian dan kemudian diubah menjadi Katolik. Spanyol berusaha untuk
menghumanisasikan dan mencerahkan kehidupan bangsa. Islam di Spanyol masuk pada
711-912, dari Musa B.Nusayr sampai masa Emirat. Muslimin merupakan pahlawan
humanisme karena menyirami peradaban melalui Kota Bagdad, Dmasykus, Madinah,
Qayruswan, Kairo, Fez dan kota-kota di Spanyol. Peradaban Islam disana
menerangi kegelapan Eropa Barat pada abad-abad pertengahan dan menyatukan laju
sejarahnya. Banyak sejarah yang di coretkan pada buku mengenai keislaman di
Spanyol ( Andalus). Hal tersebut pasti ada sisi pro dan kontra yang terjadi selama
itu berlangsung dan memengaruhi peristiwa-peristiwa lainnya. Kemajuan dan
kemunduran yang di tulis didalam buku sangat lengkap hingga disebutkan kota,
tahun, nama-nama tokoh yang bersangkutan hingga cerita yang sangat detail.
Adanya sejarah tentang Dinasti Murabitun dan Muwahidun menjadikan sejarah ini
semakin lengkap dari latar belakang sampai penyebab kemunduran dan
perkembangannya. Islam di Spanyol memiliki peranan yang sangat penting dan
besar, masa itu berlangsung lebih dari 7 setengah abad. Spanyol sendiri
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam,
baik dalam bentuk politik, sosial maupun perekonomian dan peradaban antar
negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawa
kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama
dalam bidang pemikiran sains. Meskipun Islam akhirnya terusir dari negeri
Spanyol dengan cara yang kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan
penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
Klasik (Renassance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi
pada abad ke-17 M, dan masa pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Ada
3 dinasti otonom yang berpengaruh bagi peradaban Islam yaitu,
1. Daulah
Fatimiah
Kekuasaan Daulah Fatimiah mencangkup
Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman dan
Hijaz, sedangkan Mesir terpilih menjadi pusat kekuasaannya. Mesir di kembangkan
menjadi pusat perdagangan luas di tengah laut dan Samudera Hindia. Abdullah
al-Mahdi Billah, merupakan keturunan dari Nabi Muhammad dari jalur Fathimah
az-Zahra dan suaminya Ali bin Abi Thalib, oleh karena itu negeri ini dinamai
al-Fatimiyyun. Kemajuan Daulah Fatimiah
dalam administrasi negara sangat cakap. Toleransi dikembangkan kepada
non-Muslim dan Ilmu pengetahuan juga berkembang. Kemunduran Daulah Fatimiah
karena berpindahnya mereka ke Islam sunni, yang menimbulkan serangan Banu Hilal
yang menghancurkan. Daulah Fatimiah mengendalikan pesisir Syam dan bagian
Syuriah terkena serangan Turki, kemudian adanya pasukan Salib, sehingga wilayah
Daulah Fatimiah menyempit sampai hanya meliputi Mesir.
2. Daulah
Syafawi
Daulah Syafawi adalah diansti
terpenting dalam sejarah Iran.Diansti ini salah satu negeri terbesar di Persia.
Islam yang dianut yaitu Islam Syiah sebagai agama yang resmi. Pada saat di masa
keemasannya Daulah Syafawi menguasai wilayah Iran, Azerbaijan, Armenia, Irak,
Georgia, Afganistan, Kaukasus, Pakistan, Turmenistan dan Turki. Pemerintah yang
dianut oleh Daulah Syafawi adalah monarki. Salah satu peristiwa yang tak
terlupakan dari Daulah Syafawi adalah kebangkitan Persia sebagai benteng
ekonomi antar timur dan barat, pendirian negara yang sangat efisien dan
birokrasi berdasarkan pada keseimbangan dan inovasi arsitektur seni yang sangat
menakjubkan. Pendiri Daulah Syafawi adalah Sheikh Safi Al-Din yang berasal dari
Ardabil, sebuah kota yang ada di Iran. Pengaruh dan kekuasaannya menyebar dan
meluas dalam bidang politik dan militer ke seluruh Iran dari pemerintahan
Timuriyah. Pada abad ke-15 telah terjadi suatu peristiwa penting bagi Daulah
Syafawi. Pada masa keemasannya seni, sastra dan arsitektur sangat berkembang
pesat, contohnya yaitu pembangunan Alun-alun Naghshi Jahan. Sedangkan dibidang
ekonomi juga cukup berkembang karena negeri Iran berada pada tengah-tengah
jalur Sutera. Daulah Syafawi memiliki pengaruh yang kuat bagi wilayah Timur
Tengah, sehingga masuk dalam satu kesatuan besar pada masa itu.
Kemunduran mulai terlihat pada abad
ke-17. Pemerintahan dan pemimpin hidup dalam harta dan berfoya-foya. Ekonomi
Daulah Syafawi Daulah Syafawi juga mengalami kemerosotan akibat jalur
perdagangan antara timur dan barat, sehingga jalur sutera tidak lagi digunakan.tidak
hanya itu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mundurnya Daulah Syafawi dalam
kekuasaannya.
3. Daulah
Mughal
Pada masa pemerintahan Daulah Mughal, negara itu
memiliki kekuasaan yang sangat luas. Daulah Mughal merupakan produsen rempah,
gula, parfum, wol, garam dan masih banyak lagi. Daulah Mughal juga mencapai
puncak kejayaannya dengan membangun tempat untuk mengajarkan pendidikan seperti
madrasah, perpustakaan, masjid, dan bangunan-bangunan yang dapat meningkatkan
intelektual masyarakatnya. Didalam seni kebudayaannya Daulah Mughal memiliki
istana yang megah dan indah, itu berarti gambarkan seni pahat dan arsitektur
yang sangat modern. Tidak hanya itu benteng pertahanan, Taj Mahal, Masjid yang
dimiliki Daulah Mughal sangat mengagumkan. Banyak bangunan-bangunan yang
mengagumkan lainnya yang tersebar.Karya sastra juga mulai bermunculan di India.
Bahkan Raja Akbar juga membuat sastranya. Daulah Mughal sering berperang yang memiliki
tujuan untuk memperluas wilayah dan kekuasaan, dengan susah payah akhirnya
Daulah Mughal ini berhasil menaklukkan India bagian Utara. Pada masa
pemerintahan Raja Akbar disitulah pemerintahan dan kekuasaan mencapai
puncaknya. Namun pada tahun 1707, dinasti ini mengalami kemunduran meskipun
berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Daulah Mughal dikalahkan oleh pasukan
dari Persia. Pada 1756 pasukan Ahmad Shah meresahkan Daulah Mughal karena ia terkenal
perampok yang sangat berbahaya, sedangkan Eropa telah mendirikan persaingan
kongsi dagang dan muali kuat membentuk koloni, seperti EIC, Prancis, Blanda dan
Portugal sehingga Dinasti ini akhirnya Kerajaan Britania membubarkan dan
mengakhiri kesultanan Mughal pada 1857 setelah pemberontakan Sepoy di India.
Buku ini memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri, Kelebihan dari buku ini yaitu kejelasan tentang
memaparkan sejarah sangat detail dan rinci seperti latar belakang sejarah,
tahun-tahun, tanggal peperangan, faktor-faktor dan sejenisnya. Buku ini
memberikan ilmu pengetahuan sejarah asal-usul Islam masa Klasik yang sangat
mengedukasi pembaca. Banyak hal yang dapat dipetik dan dipelajari dari sejarah
yang tertuang di dalam buku ini, karena banyak gambaran-gambaran yang dituangkan
oleh penulis untuk memudahkan membaca agar lebih mudah memahami kalimat atau
kata-kata yang ada di dalam buku ini. Di belakang buku terdapat soal-soal yang
dapat mengasah otak pembaca sehingga dapat mengerti apa yang kita peroleh dari
buku tersebut dan soal merupakan tantangan tersendiri dari pembaca untuk
menjawabnya dengan penuh ambisi dan semangat. Kekurangan buku sangat hampir
miris tidak terlihat karena ke rincian dan kelengkapan dari sisi buku, namun
kalau dilihat lagi banyak kata-kata sulit yang asing. Kata – kata sulit harus
di telaah sendiri oleh pembaca, untuk pembaca yang kurang telaten mungkin
enggan untuk mencari makna dari kata-kata sulit tersebut dan bahkan akan
meloncatinya. Padahal kata-kata sulit merupakan hal yang penting untuk
dipelajari.
Proses pengkajian dalam pembuatan
buku ini menggunakan metode pendekatan disiplin ilmu tertentu, khususnya
ilmu-ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik, ekonomi,
sejarah dan sebagainya. Salah satu investasi terbesar dari amal akademik dosen
ketika ia melahirkan cetusan gagasan yang tertuang dalam bentuk tulisan, oleh
karena itu buku ini ditujukan kepada mahasiswa IAIN agar dapat mengetahui asal
mula sejarah Islam dari masa kegelapan menuju jalan yang terang, perjuangan dan
perkembangan Islam. Generasi bangsa harus senantiasa siap dalam menghadapi
peradaban dari bangsa barat yang begitu arogan, dunia Islam wajib menguasai
sumber kekuatannya yaitu ilmu pengetahuan , sejarah dan teknologi. Diharapkan para
mahasiswa IAIN agar membaca secara kritis sejarah peradaban Islam Klasik yang
ditinjau dari berbagai aspek dan mengembangkannya secara kreatif.
Jadi begitulah resensi buku dari H Munir
Subarman yang berjudul ”Sejarah dan Kelahiran, Perkembangan di Masa Keemasan
Peradaban Islam” ini, Saya sangat terinspirasi setelah membaca dan mengulas
buku ini. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari buku yang diterbitkan oleh H Munir
Subarman yang dibantu oleh pada dosen serta peneliti untuk mengupas sejarah Islam.
Hasil penelitian ini didasari oleh studi literatur yang dilakukan untuk umat
Islam. Di dalam buku ini juga saya bisa mengerti awal mula dari pra kelahiran
Islam, masa Rasulullah SAW, masa Khulafa ar-Rasyidin dan sampai masa Daulah serta
otonom Islam. Sejarah dibuku ini sangat lengkap dan detail sehingga bisa
membuat candu untuk membacanya. Buku ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan
peminat kajian sejarah asal muasal Islam dan politik Islam pada era klasik.
Buku ini sangat menarik, Saya sendiri mendapatkan edukasi dari buku karya H
Munir Subarman ini dan berkat karya-karya yang digoreskan beliau Saya semakin
bangga dengan sejarah keislaman yang sangat mengagumkan.
Jan 2021.
Komentar
Posting Komentar